Sabtu, 30 Desember 2017

Bab 13 Ekonomi Koperasi


Ø  KEWIRAUSAHAAN
 
Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan koperasi adalah suatu sikap mental positif dalam berusaha secara koperatif, dengan mengambil prakarsa inovatif serta keberanian mengambil risiko dan berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi, dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata serta peningkatan kesejahteraan bersama. Dari definisi tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa kewirausahaan koperasi merupakan sikap mental positif dalam berusaha secara koperatifTugas utama wirakop adalah mengambil prakarsa inovatif, artinya berusaha mencari, menemukan, dan memanfaatkan peluang yang ada demi kepentingan bersama. Kewirausahaan dalam koperasi dapat dilakukan oleh anggota, manajer birokrat yang berperan dalam pembangunan koperasi dan katalis, yaitu orang yang peduli terhadap pengembangan koperasi.
 
 
    Kebutuhan Akan Kewirausahaan-wirausahaan Koperasi
§  Pembangunan koperasi diarahkan agar makin memiliki kemampuan menjadi               badan usaha yang makin efiesien dan menjadi gerakan ekonomi rakyat yang tangguh dan berakar pada masyarakat
§  Pelaksanaan fungsi dan peranan koperasi di tingkatkan melalui upaya peningkatan kebersamaan dan manajemen yang lebih profesional
§  Pemberian kemampuan yang seluas-luasnya disegala sektor kegiatan ekonomi dan penciptaan iklim usaha yang mendukung dengan kumdahan memperoleh permodalan, dan
§  Kerja sama antarkoperasi dan antar koperasi dengan usaha negara dan usaha swasta sebagai mitra usaha dikembangkan secara lebih nyata.
 
 
Pengertian Kewirakoperasian
Kewirakoperasian adalah suatu sikap mental positif dalam usaha komperatif dengan mengambil prakasa inovatif serta keberanian mengambil resiko dan berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata, serta peningkatan kesejahteraan bersama.
 
 
 
 
Fungsi Kewirakoperasian
Fungsi atau kegiatan wirakoperasi ,jenis kewirakoperasian dibedakan menjadi 3 hal yaitu kewirakoperasian rutin,arbitrage dan inovatif.
a)      Kewirakoperasian Rutin
Kewirakoperasian rutin diarahkan pada kegiatan rutin organisasi usaha koperasi seperti produksi,pemasaran,personalia,keuangan,administrasi,dll.
b)      Kewirakoperasian Arbitrage
Arbitrage di sini dimaksudkan sebagai keputusan yang diambil dari dua kondisi yang berbeda.Tugas utama wirakoperasi dalam hal ini mencari peluang yang menguntungkan dari dua kondisi yang berbeda.
c)      Kewirakoperasian Inovatif
Wirakoperasi yang inovatif berarti wirakoperasi yang selalu tidak puas dengan kondisi yang ada.Ia selalu berusaha mencari,menemukan dan memanfaatkan peluang yang diperoleh.
 
 
    Tipe Kewirakoperasian
 
Kewirakoperasian dibagi menjadi 4, yaitu:
1.   Kewirakoperasian Anggota
Anggota sebagai pemilik koperasi dapat menjadi wirakoperasi bila ia mampu menemukan dan memanfaatkan peluang yang ada untuk pertumbuhan koperasi.
 
2.   Kewirakoperasian Manager
Koperasi yang mengangkat manager sebagai pelaksana dan penangung jawab kegiatan operational dan tentumya mengharapkan perubahan yang memberikan keuntungan.Tetapi kendala yang dihadapi oleh manager adalah keterbatasan kebebasan untuk bertindak.
 
3.   Kewirakoperasia Birokrat
Birokrat adalah pihak yang secara tidak langsung berhubungan dengan pengembangan gerakan koperasi.Setiap kegiatannya memang diarahkan untuk memacu perkembangan koperasi.
 
4.   Kewirkoperasian Katalis
Katalis di sini diartikan sebagai pihak yang berkompeten terhadap pengembangan koperasi kendatipun ia tidak mempunyai hubungan langsung dengan organisasi koperasi.
 
 
 
 
 
   
Prasyarat Keberhasilan Wirausaha Koperasi
   
    koperasi sebagai unit usaha yang bergerak dibidang ekonomi dan sosial pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu: Membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi,yang merupakan sasaran utama pertumbuhan ekonomi. Perubahan yang meningkatkan produktivitas hanya dapat dilakukan melalui dua jalan yaitu:
§  Melalui kegiatan inovatif (penciptan bangunan baru dan penerapannya).
§  Melalui kegiatan peningkatan kegiatan kerja (berprestasi lebih banyak dalam satuan waktu kerja tetap atau waktu kerja yang diperpanjang.
 
Tipe inovasi ala scumpeter tentang kegitan kerja yang meliputi:
a.       Pembuatan dan pemapanan produk-produk baru atau mutu produk yang baru
b.      Pembangunan metode produksi baru.
c.       Menciptakan tata laksana produksi baru dibidang industri.
d.      Pembuatan prasarana baru.
e.       Pencarian sumber pembelian baru.
Hakikat dari fungsi wirausaha yaitu melihat dan menerapkan kemungkinan-kemungkinan baru dalam bidang ekonomi.fungsi ini disebut fingsi inovatif.
Fungsi inovasi dapat dijabarkan dalam berbagai kegiatan kerja meliputi:
  1. Mengenai keuntungan atau manfaat dari kombinasi-kombinasi baru.
  2. Evaluasi keuntungan yang terlangsung dalam kombinasi baru itu.
  3. Pembiayaan.
  4. Teknologi dan perencanan pembangunan tempat-tempat produksi.
  5. Pengadaan,pendidikan dan memimpin tenaga kerja.
  6. Negoisasi dengan pemerintah badan atau resmi yang berwenang.
  7. Negoisasi dengan pemasok pelanggan.
Dalam melaksanakan fungsi-fungsi tersebut,seorang wirausaha koperasi dihadapi pada kendala sebagai berikut:
  1. Kemungkinan bertindak inovatif tidak selalu merupakan kemungkinan yang diizinkan menurut hukum.jadi inovator tidak mempunyai hak untuk menerapkan tindakan inovatif.
  2. Kemungkinan inovatif yang diperoleh harus ditemukan dan dilaksanakan penerapanya.untuk itu diperbolehkan kemampuan baik personal maupun organisatoris.
  3. Kalaupun kemungkinan inovatif tertentu tidak terlarang dan masih dalam rangka kesangupan seorang atau kelompok,maka perseorangan atau kelompok perlu memiliki motivasi untuk menerapkan inovasi itu.
 
 
  Jiwa dan Semangat Wirausaha Koperasi
§  Mempunyai kepercayaan yang kuat pada diri sendiri
§  Berorientasi pada tugas dan hasil yang didorong oleh kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi pada keuntungan, mempunyai ketekunan dan ketabahan, mempunyai tekad kerja keras, dam mempunyai energi inisiatif
§  Mempunyai kemampuan dalam mengambil risiko dan mengambil keputusan-keputusan secara cepat dan cermat
§  Mempunyai jiwa kepemimpinan, suka bergaul dan suka menanggapi saran-saran dan kritik
§  Berjiwa inovatif, kreatif dan tekun
§  Berorientasi ke masa depan
 
 
  Prinsip-prinsip inovasi
 
§  inovasi harus mempunyai tujuan dan sistematis yang dimulai dengan menganalisis peluang.
§  Inovasi bersifat konseptual dan perseptual.
§   Agar efektif sebuah inovasi harus sederhana dan harus difokuskan.
§  Inovasi yang efektif harus dimulai dari kecil,tidak perlu muluk-muluk dan cobalah melakukan sesuatu yang khas.
§   Inovasi yang berhasil harus mengarah pada kepemimpinan.
§  Jangan berlagak pintar.
§  Jangan mencoba mengerjakan terlalu banyak pekerjaan sekaligus.
§  Jangan coba-coba melakukan inovasi bagi masa depan.
§  Harus diingat bahwa inovasi adalah karya.
§  Agar berhasil, seseorang inovator harus membina kekuatannya.
§  Harus diingat, inovasi adalah dampak dalam perekonomian dan masyarakat.
 
Ø  INTRAPRENURSHIP
 
Konsep Intrapreneurship
Intrapreneurship adalah kewirausahaan (entrepreneurship) dalam perusahaan (enterprenership inside of the organization) atau dapat dikatakan bahwa intrapreneurship adalah entrepreneuship yang ada di dalam perusahaan. Konsep intrapreneurship pertama muncul pada tahun 1973 oleh Susbauer dalam tulisannya yang berjudul “Intracoporate Enterpreneurship : Programs in American Industry”, dan kemudian dipopulerkan oleh Pinchott (1985) dan Burgelman (2007) dalam disertasinya.
Princhott (1985) mendefinisikan seorang intrapreneur adalah seorang yang memfokuskan pada inovasi dan kreativitas dan yang mentransformasi suatu mimpi atau gagasan menjadi usaha yang menguntungkan yang dioperasikannya dalam lingkup lingkungan perusahaan. Oleh karena itu, agar sukses intrapreneurship harus diimplementasikan dalam strategi perusahaan (Dalam Budiharjo, 2011:152).
Asef Karimi, dkk (2011) menyebutkan bahwa Intrapreneurship berakar pada kewirausahaan (Amo dan Kolvereid, 2005; Antoncic, 2001; Davis, 1999; Honig, 2001), ada beberapa perbedaan antara intrapreneurship dan kewirausahaan. Pertama semua, intrapreneur membuat keputusan berisiko menggunakan sumber daya perusahaan. untuk melakukannya, pengusaha menggunakan sumber daya mereka sendiri (Antoncic dan Hisrich, 2001; Luchsinger dan Bagby, 1987; Morris et al, 2008). Kedua, intrapreneurship terjadi di antara karyawan dari dalam organisasi mereka, sedangkan kewirausahaan cenderung terutama secara eksternal terfokus (Amo dan Kolvereid, 2005; Antoncic, 2001; Antoncic dan Hisrich, 2001; Davis, 1999; Luchsinger dan Bagby, 1987).
Lebih lanjut Asef Karimi, dkk (2011) menyebutkan bahwa sepertiga dari semua, pengusaha lebih memilih untuk mengembangkan pengetahuan tacit dalam organisasi baru daripada menggunakan prosedur atau mekanisme dari perusahaan lain. Di sisi lain, intrapreneur bekerja dalam organisasi yang sudah memiliki politik mereka sendiri, bahasa, prosedur, dan birokrasi (Antoncic, 2001; Antoncic dan Hisrich, 2001; Davis, 1999; Honig, 2001).
Meskipun kewirausahaan dan intrapreneurship memiliki perbedaan penting, mereka juga memiliki beberapa koneksi karena intrapreneurship secara konsisten diposisikan sebagai kewirausahaan dalam organisasi (Antoncic, 2001; Davis, 1999, dalam Asef Karimi, dkk, 2011).
Faktor Pendorong Intrapreneurship
Antonic (2007) yang dikutip Budiharjo (2011) menyebutkan antesenden intrapreneurship dibagi menjadi dua yaitu lingkungan (environment) dan organisasi (organization).
a.       Faktor lingkungan yang positif meliputi dinamisme peluang teknologi, pertumbuhan industry, dan permintaan untuk produk baru, sedangkan antesenden untuk lingkungan yang tidak dikehendaki meliputi perubahan yang tidak dikehendaki dan persaingan yang tinggi.
b.      Dari sisi organisasi, karakteristik organisasi yang dapat mendorong intrapreneurship adalah system terbuka, kendali formal pada aktivitas intrapreneurship, pemindahan intensif pada lingkungan, dukungan organisasional, dan nilai-nilai perusahaan. Dalam penelitiannya, Antonic (2007) membuktikan bahwa intrapreneurship berkorelasi secara positif dengan pertumbuhan (company growth), dan dibuktikan pula bahwa dimensi lingkungan dan karakteristik organanisasi (organization characteristics) berkorelasi positif dengan intrapreneurship.
 
Faktor Penghambat Intrapreneurship
Eesley dan Longenecker (2006, dikutip oleh Budiharjo, 2011) mengemukakan 10 hambatan utama dalam intrepreneurship meliputi :
a.       Menghukum kesalahan yang disebabkan oleh tindakan risk taking
b.      Gagasan-gasasan tanpa tindak lanjut
c.       Tidak ada dorongan intrapreneurship
d.      Unhealthy politicking dalam organisasi
e.       Komunikasi yang buruk antar karyawan dan juga pada pelanggan
f.       Karyawan tidak didorong berpikir untuk mencari peluang
g.      Misi, sasaran perusahaan tidak jelas
h.      Kurang dukungan manajemen
i.        Penghasilan keputusan beresiko yang tidak diberi reward
j.        Keterbatasan waktu dan sumber daya
 
Ø  ULTRAPRENURSHIP DAN ECOPRENEURING
Ultrapreneur adalah wirausaha yang pandai melakukan strategic allience dan outsourcing strategy yang tepat, tanpa menghilangkan kreativitas dan kepercayaan diri, dan mampu membuat benchmarking yang sinergis. Strategic alliance adalah persekutuan yang terdiri dari dua atau lebih perusahaan yang melaksanakan suatu proyek tertentu atau melakukan kerja sama di suatu bidang usaha tertentu. Outsourcing strategy adalah strategi perusahaan untuk menyerahkan usaha (dalam bentuk jalinan kerja sama) di luar usaha utama kepada perusahaan lain yang lebih kompeten. Benchmarking adalah proses memperbandingkan produk, pelayanan, atau praktek bisnis secara berkesinambungan terhadap pesaing utama atau perusahaan yang dianggap sebagai panutan dalam bidang usahanya. Sinergi merupakan hasil kerja sama yang lebih besar daripada penjumlahan hasil dari masing-masing pihak bila ia bekerja sendiri-sendiri. 
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ultrapreneur adalah wirausaha plus. Salah satu ultrapreneur yang berhasil di Indonesia adalah Ir. Ciputra. Peluang bisnis utamanya adalah pengubahan daerah pinggiran pantai yang tidak produktif menjadi kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol di Jakarta Utara yang setiap tahunnya menghadirkan jenis rekreasi yang baru. Di samping itu, ia juga memperkenalkan sistem sewa perkantoran untuk pertama kalinya di Jakarta, yaitu di Wisma Metropolitan, yang kemudian menjadi mode di kalangan bisnis properti.
Ecopreneur adalah wirausaha yang peduli dengan masalah lingkungan atau kelestarian lingkungan Dengan demikian dalam menjalankan kegiatannya, mereka juga selalu memperhatikan daya dukung lingkungan dan berusaha meminimisasikan dampak kegiatannya terhadap lingkungan.

 
Ø  PARADIGMA BARU KEWIRAUSAHAAN

Pergeseran Paradigma Kewirausahaan

Menurut Timmons (2008:31), gambaran klasik kewirausahaan adalah perusahaan pemula yang masih mentah, dimulai dengan ide usaha yang kemudian berkembang menjadi suatu perusahaan besar. Contohnya, Microsoft, Netscape, Amazon.com, Sun Microsystem, Home Depot, McDonald’s, Compaq Computer, Intuit, Staples, dan ratusan contoh lain yang telah menyandang nama besar. Kesuksesan, selain kepemimpinan yang kuat dari seorang wirausahawan, selalu melibatkan tim dengan keahlian yang mendukung. Kemampuan untuk bekerja sama sebagai tim dan kemampuan menangkap peluang bisnis di tengah-tengah kontradiksi, kekacauan, dan kebingungan adalah kunci kesuksesan.
Kewirausahaan juga membutuhkan keterampilan dan kepintaran untuk mencari dan mengontrol sumber daya, yang biasanya dimiliki orang lain, untuk meraih peluang. Artinya perusahaan tidak boleh kehabisan dana di saat-saat kritis. Kebanyakan kewirausahaan sukses memiliki tim dan penyandang dana untuk menangkap peluang yang tidak dikenali orang lain.
Namun dalam perkembangannya, perusahaan-perusahaan besar tersebut di atas banyak mengalami keruntuhan atau masalah internal perusahaan. Akan tetapi, disebabkan oleh munculnya pesaing-pesaing baru dari perusahaan pemula. Perusahaan raksasa seperti IBM dihempaskan oleh Apple Computer dan kemudian Microsoft Equipment Corporation. Mereka yang dianggap tidak terkalahkan, akhirnya dirontokkan oleh perusahaan pemula. Peristiwa ini memaksa perusahaan raksasa pada tahun 1980-an melakukan perampingan sampai pada tahun 2000-an. Contoh dalam kasus ini, perusahaan Fortune 500 meniadakan sebanyak 900.000 pekerjaan hingga bulan oktober 2001.
Di saat perusahaan besar mengurangi pegawainya, perusahaan baru justru menciptakan lapangan pekerjaan. Menurut laporan penelitian Timmons pada tahun 2000, sebanyak 4,3 juta pekerjaan atau penerimaan tahunan senilai $736 miliar dihasilkan oleh perusahaan baru. Menurut Timmons (2008:32) penyebab kegagalan perusahaan besar adalah mereka lambat menyadari perubahan yang terjadi di dunia usaha. Hal yang paling parah adalah mereka sama sekali tidak tahu tentang pendekatan kewirausahaan dan cara mengenali ciri-ciri kehancuran dan perubahan arah rival mereka.
Menurut Timmons (2008:32), perusahaan besar dapat dikarakterisasikan dalam masa kejayaan mereka dengan banyak tingkatan peninjauan, persetujuan dan veto yang hirarkis. Para eksekutif menjalankan sistem manajerial dan administrasi model top-down, sangat berbeda dengan pendapat Ewing Marion kauffman, “orang tidak di atur, mereka mau dipimpin”. Perusahaan ini begitu menghargai orang yang dapat menghasilkan aset, anggaran, jumlah pabrik, produk, dan pegawai yang banyak daripada menghargai orang yang dapat menciptakan peluang bisnis baru, mengambil risiko yang sudah diperhitungkan, dan jarang membuat kesalahn, semuanya dengan sumber daya terbatas. Perusahaan besar sebenarnya menyadari perlunya pembaruan pada beberapa perusahaan raksasa tahun 1970-1980-an menemukan bahwa perusahaan besar memerlukan enam tahun untuk mengubah strategi dan 10 sampai 30 tahun untuk mengubah budayanya. Sementara perusahaan kecil hanya memerlukan 1-6 bulan untuk mengumpulkan modal usaha.
Lebih parah lagi, perusahaan besar cenderung birokratis dan arogan. Mereka yakin bahwa jika mereka menganut dan menjalankan praktik manajemen terbaik, maka segala sesuatunya akan berjalan lancar. Pada era tahun 1970-1980-an, praktik manajemen terbaik itu belum mengenal istilah kewirausahaan, gaya kepemimpinan kewirausahaan, dan cara menelaah kewirausahaan. Bahkan kata kewirausahaan dianggap kata kotor di dunia bisnis Amerika. Salah satu dogma yang dianggap suci adalah soal kedekatan dengan pelanggan. Berikut adalah kesimpulan dua orang profesor Harvard Bussiness School.
“Salah satu hal yang sering ditemui di dunia bisnis adalah kegagalan perusahaan besar untuk tetap pada posisi terdepan ketika terjadi gejolak di pasar dan teknologi… tetapi persoalan dasarnya adalah suatu paradoks: Perusahaan besar itu tunduk pada salah satu dogma manajemen paling popular. Mereka mendekatkan diri pada pelanggan. Bila mereka menyerang, perusahaan baru melihat perusahaan lama sebagai musuh yang enteng dan tidak siap karena selalu melihat ke atas dan mengabaikan bahaya dari bawah.”
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dilihat kelemahan mendasar yang menjadi sumber kerapuhan perusahaan besar. Kelemahan tersebut dapat sekaligus menjadi peluang besar bagi perusahaan baru. Bagi E-generation, kondisi ini merupakan peluang emas yang dapat dimanfaatkan secara baik.
Menurut Blower dan Christensen (dalam Timmons, 2008:32), masalah yang dihadapi oleh perusahaan besar adalah para manajernya terus melakukan hal yang sama, yaitu melayani kebutuhan pelanggan. Pihak manajemen gagal melihat adanya program yang tidak lagi diinginkan pelanggan atau program yang marjin labanya mulai menurun.
Gebrakan yang dilakukan oleh perusahaan baru yang inovatif sebagai bagian dari proses revolusi kewirausahaan, membuat banyak perusahaan besar menyadari pergeseran paradigma kewirausahaan. Beberapa perusahaan besar di Amerika berhasil merespons kepemimpinan kewirausahaan. Setelah melihat perusahaan besar menghilang satu persatu, banyak diantara mereka mulai bereksperimen dan membuat strategi untuk mendapatkan kembali semangat kewirausahaan serta memasukkan sistem nilai dan perilaku yang disebut cara menelaah kewirausahaan. E-generation memiliki banyak peluang menarik dalam lingkungan bernuansa kewirausahaan. Mereka tidak perlu lagi bekerja untuk perusahaan raksasa lama yang tidak memiliki semangat kewirausahaan.
Seiring dengan perjalanan revolusi kewirausahaan, perusahaan besar semakin banyak yang menerapkan prinsip kewirausahaan dan kepemimpinan kewirausahaan demi kelangsungan venture mereka. Ada banyak perusahaan yang melakukan hal ini dan berhasil, diantaranya GE, Corning, dan Motorolla. Perusahaan “brontosaurus” patut mencontoh perusahaan di atas dalam hal menerapkan prinsip kewirausahaan.
 
Ø  KEWIRAKOPERASIAN
       Tentang Wirausahawan Koperasi
Wiraswasta adalah seorang usahawan yang di samping mampu berusaha dalam bidang ekonomi umumnya dan niaga khususnya secara tepat guna (tepat dan berguna,efektif dan efisien),juga berwatak merdeka lahir batin serta berbudi luhur.sedangkan Wirausaha adalah yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru.danistilah Kewirakoperasian dipakai sebagai istilah baku kewirausahaan.
Kewirakoperasian adalah suatu sikap mental positif dalam usaha komperatif dengan mengambil prakasa inovatif serta keberanian mengambil resiko dan berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata,serta peningkatan kesejahteraan bersama.
Dari definisi tersebut terkandung beberapa unsur yang patut diperhatikan.
a.       Kewirausahan koperasi merupakan sikap mental positif dalam berusaha secara komperatif. ini berarti kewirakopersian harus mempunyai keinginan untuk memajukan organisasi koperasi.
b.      Tugas utama kewirakoperasian adalah mengambil prakasa inovatif artinya berusaha mencari ,menemukan dan memanfaatkan peluang yang ada demi kepentingan bersama.
c.       Wirakoperasi harus mempunyai keberanian mengambil resiko karena dunia penuh dengan kepastian. Oleh karena itu dalam menghadapi situasi semacam itu diperlukan seorang wirausaha yang mempunyai kemampuan mengambil resiko.
d.      Kegiatan wirakoperasi harus berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan.
e.       Tujuan utama setiap wirakoperasi adalah memenuhi kebutuhan nyata anggota koperasi dan meningkatkan kesejahteran bersama.
Wirakoperasi dalam koperasi dapat dilakukan oleh anggota manajer birokrat yang berperan dalam pembangunan koperasi.
Fungsi Kewirakoperasian
Fungsi atau kegiatan wirakoperasi ,jenis kewirakoperasian dibedakan menjadi 3 hal yaitu kewirakoperasian rutin,arbitrage dan inovatif.
§  Kewirakoperasian Rutin
Kewirakoperasian rutin diarahkan pada kegiatan rutin organisasi usaha koperasi seperti produksi,pemasaran,personalia,keuangan,administrasi,dll.
§  Kewirakoperasian Arbitrage
Arbitrage di sini dimaksudkan sebagai keputusan yang diambil dari dua kondisi yang berbeda.Tugas utama wirakoperasi dalam hal ini mencari peluang yang menguntungkan dari dua kondisi yang berbeda.
§  Kewirakoperasian Inovatif
§  Wirakoperasi yang inovatif berarti wirakoperasi yang selalu tidak puas dengan kondisi yang ada.Ia selalu berusaha mencari,menemukan dan memanfaatkan peluang yang diperoleh.
Tipe-tipe kewirakoperasian
Kewirakoperasian dibagi menjadi 4 tipe:
a.       Kewirakoperasian Anggota
 
Anggota sebagai pemilik koperasi dapat menjadi wirakoperasi bila ia mampu menemukan dan memanfaatkan peluang yang ada untuk pertumbuhan koperasi.
 
 
b.      Kewirakoperasian Manager
Koperasi yang mengangkat manager sebagai pelaksana dan penangung jawab kegiatan operational dan tentumya mengharapkan perubahan yang memberikan keuntungan.Tetapi kendala yang dihadapi oleh manager adalah keterbatasan kebebasan untuk bertindak.
c.       Kewirakoperasia Birokrat
Birokrat adalah pihak yang secara tidak langsung berhubungan dengan pengembangan gerakan koperasi.Setiap kegiatannya memang diarahkan untuk memacu perkembangan koperasi.
d.      Kewirkoperasian Katalis
Katalis di sini diartikan sebagai pihak yang berkompeten terhadap pengembangan koperasi kendatipun ia tidak mempunyai hubungan langsung dengan organisasi koperasi.
Tugas-tugas kewirakoperasian
Tugas kewirakoperasian adalah menciptakan keunggulan bersaing koperasi dibanding dengan organisasi usaha pesaingnya.Keunggulan tersebut dapat di peroleh melalui :
·         Mendudukkan koperasi sebagai penguasa yang kuat di pasar. Bila para petani bersatu membentuk koperasi,maka keoperasi tersebut mempunyai kedudukkan yang kuat di pasar.
·         Kemampuan dalam mereduksi biaya transaksi. Yaitu menekan biaya transaksi.biaya transaksi adalah biaya di luar produksi yang timbul karena adanya transaksi-transaksi,seperti biaya kontrak.
·         Pemanfaatan interlinkage market. Interlinked market adalah hubungan transaksi antara pelaku-pelaku ekonomi di pasar.
·         Pemanfaatan trust capital. Trust capital diartikan sebagai pengumpulan modal.
·         Pengedalian ketidakpastian. Upaya pengendalian ketidakpastian sangat dimungkinkan mengingat adanya pasar internal pada koperasi
·         Penciptan inovasi. Inovasi pada koperasi sangat dimungkinkan mengingat banyak pihak yang berkompeten terhadap pertumbuhan koperasi.Tugas wirakoperasi dalam hal ini menciptakan inovasi-inovasi baru yang menguntungkan bagi koperasi dan anggotanya.
·         Pembangunan manfaat partisipasi. Keunggulan koperasi dapat diperoleh melalui partisipasi baik partisipasi kontributif dalam penyerahan keuangan dan pengambilan keputusan,maupun partisipasi intensif dalam hal pemanfaatan pelayanan koperasi.
 
 SIFAT-SIFAT MENJADI WIRAUSAHA
·         Penolong
Seorang pemimpin seharusnya bisa menolong dengan tulus dan memiliki sifat sensitif. Ada kalanya ketika masalah tidak bisa diselesaikan oleh bawahan, Anda sebagai pemimpin harus bisa turun tangan.
·         Penghibur
Ada juga gaya kepemimpinan yang mudah disukai semua orang karena sifatnya yang senang menghibur. Sikapnya santai kepada bawahan, senang bercanda, tapi juga serius dalam bekerja. Sifatnya ini merupakan suatu cara baginya untuk memotivasi bawahan.
·         Seniman
Pemimpin seperti ini biasanya kreatif dan inovatif. Dia bisa saja memunculkan ide-ide yang mungkin tidak pernah dipikirkan oleh bawahannya. Anda bisa mengembangkan sisi seniman Anda dengan selalu terbuka pada pendapat orang lain, informasi terbaru, dan hindari pikiran negatif.
·         Pemikir
Para pemikir biasanya suka menganalisa dunia di sekeliling mereka dan mungkin lebih senang berpikir, ketimbang bertindak. Seorang pemimpin yang memiliki kepribadian ini biasanya mampu memahami suatu masalah dan akhirnya memberi solusi.
 
·         Aktivis
Seorang pemimpin yang memiliki kepribadian ini biasanya mampu mendorong semangat tim dan selalu optimistis serta percaya diri. Mereka sangat aktif, tapi kadang bisa menjadi impulsif dalam bertindak. Jika Anda merasa memiliki kepribadian ini cobalah lebih banyak memperhatikan detail saat bekerja.
 
Prasyarat keberhasilan kewirakoperasian
Koperasi sebagai unit usaha yang bergerak dibidang ekonomi dan sosial pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu: Membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi,yang merupakan sasaran utama pertumbuhan ekonomi.
Perubahan yang meningkatkan produktivitas hanya dapat dilakukan melalui dua jalan yaitu:
1.      Melalui kegiatan inovatif (penciptan bangunan baru dan penerapannya).
2.      Melalui kegiatan peningkatan kegiatan kerja (berprestasi lebih banyak dalam satuan waktu kerja tetap atau waktu kerja yang diperpanjang.
Masing-masing kemungkinan itu merupakan syarat yang memadai dan perlu bagi pertumbuhan ekonomi.Kemungkinan pertama berkaitan dengan kenaikan pendapatan perkapita oleh sebab adanya peralihan kearah penggunaan teknologi yang produktif,pembuatan penyebaran barang-barang baru,struktur organisasi yang baru dan keterampilan baru.
Tipe inovasi ala scumpeter tentang kegitan kerja yang meliputi:
1.      Pembuatan dan pemapanan produk-produk baru atau mutu produk yang baru.
2.      Pembangunan metode produksi baru.
3.      Menciptakan tata laksana produksi baru dibidang industri.
4.      Pembuatan prasarana baru.
5.      Pencarian sumber pembelian baru.
Hakikat dari fungsi wirausaha : Melihat dan menerapkan kemungkinan-kemungkinan baru dalam bidang ekonomi.fungsi ini disebut fingsi inovatif.
Fungsi inovasi dapat dijabarkan dalam berbagai kegiatan kerja meliputi:
  1. Mengenai keuntungan atau manfaat dari kombinasi-kombinasi baru.
  2. Evaluasi keuntungan yang terlangsung dalam kombinasi baru itu.
  3. Pembiayaan.
  4. Teknologi dan perencanan pembangunan tempat-tempat produksi.
  5. Pengadaan,pendidikan dan memimpin tenaga kerja.
  6. Negoisasi dengan pemerintah badan atau resmi yang berwenang.
  7. Negoisasi dengan pemasok pelanggan.
Dalam melaksanakan fungsi-fungsi tersebut,seorang wirausaha koperasi dihadapi pada kendala sebagai berikut:
1.      Kemungkinan bertindak inovatif tidak selalu merupakan kemungkinan yang diizinkan menurut hukum.jadi inovator tidak mempunyai hak untuk menerapkan tindakan inovatif.
2.      Kemungkinan inovatif yang diperoleh harus ditemukan dan dilaksanakan penerapanya.untuk itu diperbolehkan kemampuan baik personal maupun organisatoris.
3.      Kalaupun kemungkinan inovatif tertentu tidak terlarang dan masih dalam rangka kesangupan seorang atau kelompok,maka perseorangan atau kelompok perlu memiliki motivasi untuk menerapkan inovasi itu.
Tiga faktor penentu keberhasilan inovasi seorang wirausaha:
1.      Hak Bertindak
Merupakan kemungkinan dalam kelompok-kelompok yang tidak terlarang yang meliputi berbagai pembatas normative terhadap tindakan,disamping peraturan-peraturan hukum abstrak yang dimodifikasikan,juga nilai-nilai sosial budaya,etika,agama,ketentuan-ketentuan kongkret dan peraturan-peraturan pihak pengemban kekuasaan politik.
    2. Kemampuan
Kecenderungan individu atau organisasi untuk meningkatkan kemampuanya, sangat tergantung dari rangsangan ekonomis dan harapan untuk dapat menerapkan peningkatan kemampuannya dalam tindakan-tindakan inovatif yang nyata.
    3. Motivasi untuk berprestasi
Motivasi menyebabkan suatu peristiwa mempunyai nilai, baik nilai positif maupun negatif.segala aspek yang ada kaitanya dengan motivasi dalam situasi yang dialami akan mengandung kadar tuntutan.
 
Ø  PENDEKATAN DARI SUDUT PERUSAHAAN
1. Peningkatan anggota perorangan.
 Pada dasarnya lebih penting jumlah anggota perorangan daripada jumlah koperasi, karena sebagai kumpulan orang kekuatan ekonomi bersumber dari anggota perorangan. Ada dua faktor keanggotaan yang perlu diperhatikan, yaitu kemampuan ekonomi dan tingkat kecerdasan anggota. Kemampuan ekonomi anggota penting karena dapat digerakkan untuk menyusun investasi, sedangkan kecerdasan anggota sangat menentukan mutu manajemen yang sifatnya partisipatori dalam rapat anggota sebagai kekuasaan tertinggi dengan satu anggota satu suara.
 2. Peningkatan modal
Terutama yang berasal dari koperasi sendiri. Jumlah modal dari dalam dapat digunakan sebagai salah satu indikator utama dari kemandirian koperasi. Semakin besar modal dari dalam berarti kemandirian koperasi tersebut semakin tinggi. Indikator kemandirian yang lain adalah keberanian manajemen untuk mengambil keputusan sendiri.
 3. Peningkatan volume usaha
Volume usaha berkaitan dengan skala ekonomi, semakin besar volume usaha suatu koperasi berarti semakin besar potensinya sebagai perusahaan, sehingga dapat memberikan pelayanan dan jasa yang lebih baik kepada para anggota. Sejalan dengan identitas koperasi yang menyatakan bahwa anggota dan pelanggan adalah orang yang sama, maka volume usaha terutama harus berasal dari jasa anggota. Loyalitas dan partisipasi aktif anggota sangat menentukan besarnya volume usaha koperasi khususnya yang berasal dari anggota
 4. Peningkatan pelayanan kepada anggota dan masyarakat
Berbeda dengan unsur yang lain, pelayanan ini sukar dihitung secara kuantitatif. Anggota dapat merasakan efeknya dengan membandingkan sebelum dan sesudah ada koperasi.Bentuk pelayanan dapat bermacam-macam, misalnya: pendidikan, kesehatan, beasiswa, sumbangan, pelayanan usaha yang cepat dan efisien, dan sebagainya.
 
Ø  PENDEKATAN DARI SUDUT KOPERASI
 1.      Produktivitas
Koperasi dengan seluruh hasil kegiatannya dapat memenuhi seluruh kewajiban yang harus dibayarnya, seperti: biaya perusahaan, kewajiban kepada anggota, dan sebagainya.
 2.      Efektivitas
Dalam arti mampu memenuhi kewajiban-kewajiban terhadap anggota-anggotanya.
 3.      Adil
Dalam melayani anggota-anggota, tanpa melakukan diskriminasi.
 4.      Mantap
Dalam arti bahwa Koperasi begitu efektif sehingga anggota-anggota tidak ada alasan untuk meninggalkan koperasi guna mencari alternatif pelayanan di tempat lain yang dianggap lebih baik.
Keuntungan dan kelemahan menjadi wirausaha
1.      Keuntungan menjadi wirausaha
·         Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri.
·         Terbuka peluang untuk mendemonstrasikan potensi seseorang secara penuh.
·          Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal.
·         Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit.
·          Terbuka kesempatan untuk menjadi bos
2.      kelemahan menjadi wirausaha
·         Memperoleh pendapat yang tidak pasti dan memiliki berbagai resiko.
·         Bekerja keras dan waktu kerjanya panjang.
·         Kualitas kehidupannya masih rendah sampai usahanya berhasil,sebab dia harus     berhemat.
·         Tanggung jawabnya sangat besar,banyak keputusan yang harus dia buat walaupun dia kurang menguasai permasalahan yang dihadapinya.

 Daftar Pustaka :
http://riadwijayanti2308.blogspot.co.id/2014/10/bab9-artikel-kewirausahaan-koperasi-ria.html bab 13 ke 1
http://teorionline.net/intrapreneurship/ bab 13 ke 2
http://www.zakapedia.com/2013/04/intrapreneur-ultrapreneur-dan-ecopreneur.html bab 13 ke 3
https://sukasukadwi.wordpress.com/2014/01/03/kewirakoperasian/ ba 13 ke 5
http://danaraditya31.blogspot.co.id/2011/11/peluang-dan-tantangan-koperasi-di-era.html